
Ada suasana yang berbeda dalam momentum kepulangan santri menjelang libur Desember kali ini. Para wali santri datang ke Pesantren dengan perasaan bangga dan bahagia. Bukan hanya karena akan menjemput ananda kembali ke rumah, tetapi juga karena akan menyimak hafalan Al-Qur’an putra–putri mereka setelah satu semester penuh berjuang menghafal.
Bagi santri yang tidak bisa setoran (sima’) hafalan langsung kepada orang tua ketika masa penjemputan karena tidak sempat hadir di Pesantren, maka Pesantren menfasilitasi dengan setoran secara daring (online) yang alhamdulillah telah dilaksanakan satu hari menjelang kepulangan.
Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Bandung menghadirkan program baru yang menjadi sebuah terobosan, yaitu kewajiban tasmi’ hafalan santri kepada orang tua sebelum kepulangan. Para santri telah diminta sejak jauh hari untuk mempersiapkan hafalan terbaik yang akan mereka perdengarkan. Wali santri pun telah menerima surat edaran untuk hadir dan menyimak hafalan putra–putrinya.
Sima’ hafalan kepada wali santri ini merupakan variasi dalam proses pembelajaran Al-Qur’an. Seorang penghafal Al-Qur’an tentu mengalami dinamika; ada masa semangat, ada pula masa jenuh dan futur. Kesulitan melancarkan hafalan bisa muncul bukan hanya karena sulit mengingat, tetapi juga karena rasa malas atau kejenuhan. Padahal, hafalan Al-Qur’an sangat mudah hilang jika tidak terus dirawat. Hal ini sebagaimana diingatkan Rasulullah ﷺ dalam sabdanya:
عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ:
“تَعَاهَدُوا هَذَا الْقُرْآنَ، فَوَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ، لَهُوَ أَشَدُّ تَفَلُّتًا مِنَ الإِبِلِ فِي عُقُلِهَا.”
(رواه البخاري ومسلم)
Terjemahan:
“Jagalah (rawatlah) Al-Qur’an ini, sebab demi Zat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, sungguh hafalan Al-Qur’an lebih cepat lepas daripada unta yang terikat pada tali pengikatnya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menjadi pengingat lembut bahwa hafalan Al-Qur’an harus selalu dijaga, diulang, dan dirawat, karena sifatnya cepat hilang bila tidak dipelihara.
Dengan adanya program ini, diharapkan para santri semakin termotivasi untuk memperbaiki dan melancarkan hafalan mereka. Para wali santri pun dapat turut serta mengawal perjalanan hafalan putra–putrinya, sehingga proses tahfizh menjadi upaya bersama antara Pesantren dan keluarga. Semoga tasmi’ ini menjadi “oleh-oleh terbaik” yang dibawa ananda untuk orang tuanya setelah satu semester menimba ilmu di Pesantren.
Kami dari pihak Pesantren mengucapkan selamat berlibur kepada seluruh santri. Jaga ibadah di rumah dan jangan lupa untuk terus muroja’ah hafalan Al-Qur’annya. Semoga Allah menjaga hafalan kita semua “aamiin ya Allah”.
Oleh : Khairurrozi

